Senin, 30 Agustus 2021

 

Perkembangan Vaksin Merah Putih : Stagnan Atau Maju ??

 

Nama : Fathur Rahman F.

Garuda/Ksatria : 08/06

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Pandemi Covid-19 Ini Menjadi Boomerang Bagi Masyarakat Indonesia, Dari Segi angka yang selalu Naik Setiap Harinya Membuat Banyak Masyarakat Banyak yang Terdampak Akibat Pandemi ini. Terutama Masyarakat Menengah Kebawah Baik dari Pedagang Kecil, Buruh Pabrik, Pelaku UKM Mikro, dan lain Sebagainya. Ditambah lagi Pemerintah Menerapkan Kebijakan PPKM Terhitung sejak 4 Juli 2021 sampai sekarang tanggal 28 agustus. Membuat Masyarakat Menjadi Terbebani Terutama Bagi Para Pedagang Kecil dan Pelaku UKM Mikro, Karena Ditinjau dari Segi Kebijakan, PPKM menerapkan Sistem Pembatasan Waktu Operasional Jam Kerja, Yang dimana Pelaku Usaha harus membuka dan Menutup Toko nya selama Jam yang telah ditentukan yakni Pukul 08.00 sampai 15.00 Sore. Namun Terakait Kasus Covid 19 Terkini, yang berhasil dilansir melalui situs merdeka.com per 27 Agustus, dari Kasus yang Terkonfirmasi Positif berjumlah 4.043.736 Menjadi 4.056.354 dari Jumlah Tersebut diantaranya 130.781 Meninggal dunia Serta Mengalami Penambahan menjadi 599 kasus Kematian. Selain Dari Data tersebut, dilansir Melalui KOMPAS.com Sebaran Kasus Harian Ini hingga Pukul 12.00 Jumat Sore, Yang antara lain, dengan jumlah kasus 12.618 yang Positif Covid 19. Dengan yang Tertinggi Dipegang Oleh Jawa timur yakni 1.409 kasus, disusul Jawa barat 1.349 kasus, jawa tengah 1.069 kasus, Sumatra Utara 1.056 kasus dan D.I.Y 688 Kasus Baru.

Opini Saya Terkait adanya Lonjakan Adanya Kasus Lonjakan pandemic Covid19 Ini adalah Lonjakan Ini disebabkan karena Kurangnya Perhatian masyarakat terkait Protokol Kesehatan dan Kurangnya Menerpakan 5M Tetapi dari Segi Kebijakan Pemerintah Pun Kurang Efektif dan Efisien yang sangat memberatkan bagi Pelaku UKM. yang seharusnya Pemerintah Harus Menerapkan Kebijakan yang Efektif dan Efisien yang antara lain, Tetap Memberlakukan Jam Normal kepada Pelaku UKM Dengan catatan Menerapkan Protokol kesehatan yang ketat, dan saling berjaga Jarak. Latar belakang saya Menulis ini adalah Karena angka Kasus Covid 19 yang Terus Naik di Setiap wilayah Provinsi. yang sampai Pemerintah Membuat Kebijakan Wajib Vaksin bagi Seluruh Masyarakat Indonesia. Walaupun Pemerintah sudah Menerapkan Kebijakan Vaksin, Tentu Masih ada Dilema Bagi Semua Masyarakat yang Apakah harus Memakai Vaksin Merah Putih atau Vaksin yang diimpor secara Resmi Oleh Pemerintah.

 

Vaksin Merah Putih apa itu, Vaksin Merah Putih adalah sebuah kandidat vaksin COVID-19 yang digagas oleh Universitas Airlangga (Unair). Vaksin tersebut direncanakan mulai diproduksi pada Oktober atau November 2021. Sebagai Seorang Mahasiswa Kita Harus Mendukung Dan Siap Berkontribusi Terhadap Vaksin Merah Putih yang Notabene Nya Vaksin ini Merupakan Vaksin buatan karya anak bangsa. Ditinjau Dari Segi Penelitian yang dilmuat melalui Artikel dari CNBC Indonesia dengan judul “Apa Kabar Riset Vaksin Merah Putih” Badan Riset dan inovasi Nasional, Erry Ricardo Nurzal mengungkapkan Perkembangan Terkini terkait Riset Vaksin Merah Putih di Tanah Air. Melalui Webinar society of science Journalist bertajuk ‘Kemajuan Riset dan Vaksin Merah Putih : Tantangan dan Peluangnya Terkini’  yang Mengungkap ada Tujuh institusi yang turut/terlibat dalam Pengembangan Vaksin Antara lain, LBM Eijkman,LIPI,UI,Unair,ITB,UGM, dan Yang terakhir Unpad. Menurut Ery, Masing-Masing Institusi Melakukan Riset dengan Platform/Media yang Berbeda. Misalnya dari Dari LBM Eijkman Sendiri menggunakan Protein rekombinan, Sedangkan dari Unair menggunakan Inactive Virus. Selain itu BRIN atau Badan Riset dan inovasi Nasional Mendukung Tidak hanya dari sisi Pendanaan, Melainkan juga Fasilitas. Jadi Mulai Riset skala Lab kemudian ekspresi vector sampai kemudian bibit Vaksin dan juga Produksi GMP sampai Uji Praklinis, kemudian Uji klinis fase I-III sampai Izin edarnya yang mungkin Bisa disupport oleh kemenkes. Nah Disini Saya Perspektif saya Sebagai Mahasiswa adalah Dengan Berkembangnya Vaksin Merah Putih Dapat Memajukan Karya Anak Bangsa Dibidang Riset Teknologi dan Kesehatan. Lantas Mengapa Mahasiswa Turut Ambil Peran dalam Perkembangan Riset Vaksin ini Karena Vaksin Ini adalah Buatan Negeri, Buatan anak Bangsa yang Sesuai dengan Slogan kita ‘Cintailah Produk-Produk Indonesia. Selain Mendukung Secara Perkembangan Kita Seharusnya/Juga Memakai Vaksin Tersebut Selain dari embel-embel Buatan Anak Bangsa Bahan/Media yang digunakan Pun Cukup Aman Seperti Contoh ‘Unair Menggunakan Bahan inactive Virus’ Maka Kita Sepatutnya Percaya Bahwa Vaksin Merah Putih ini Aman. Selain dari Perkembangan Riset Vaksin Merah putih Juga Dihapdapkan  Tantangan yang dimuat dalam Artikel ‘Tantangan Vaksin Merah Putih, Relawan Uji yang Belum divaksin Makin Sedikit’ yang Diterbitkan Melalui detikhealth Yang dibeberkan Oleh Prof. Amin Soebandrio, soal Perkembangan riset Vaksin merah putih. Mulai dari sulit mendapat Relawan Hingga kemunculan Mutasi. Prof. Amin menjelaskan Semakin banyak semakin banyak Masyarakat yang sudah  divaksinasi, Maka nantinya akan sedikit jumlah subjek yang dihadapi selama uji klinis. Menurut Beliau, Ini merupakan situasi yang Dilematis. Di Satu sisi Masyarakat menharapkan adanya Herd immunity secepatnya, tetapi sisi lain itu menjadi tantangan pengembangan Vaksin Merah Putih. Kendala lainnya yang Dihadapi adalah Kemunculan Mutasi Dari virus Corona yang bisa dikatakan 90 Persen virus yang Beredar saat ini adalah Varian Delta (B1617.2) selain Dua Kendala yang dijabarkan tadi Prof. Amin juga mengungkapkan tantangan lain yakni Vaksin Merah Putih harus dipastikan tiga Kriteria, Antara lain Aman, Efektif dan Halal serta jumlah Yang cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Dari Pemaparan Artikel diatas Kendala Utama Dari Perkembangan Vaksin ini Adalah ‘Relawan’ dan Mutasi Baru dari Covid 19. Kali Ini saya akan Berbicara tentang Relawan Dahulu, Dari Segi Relawan dari Pekembangan Vaksin Tersebut sangat Kurang Dikarenakan Banyaknya Masyarakat Indonesia Ini yang divaksin Dari Vaksin Non Merahputih. Nah dari itulah bagaimana bisa kita menyatakan slogan Cintailah Produk2 Indonesia, Tapi kita sendiri tidak Memakai Produk dari Indonesia. Nah kita sebagai Mahasiswa Turut Andil dalam Mengkampanyekan Vaksin Merah Putih ini Melalui Berbagai Media Baik Online maupun Offline. Selain Perkembangan dan Kendala Terkait Vaksin Merah Putih. Diperkirakan Vaksin Merah Putih diperkirakan Menjadi Booster Vaksin Covid 19 untuk Tahun 2022 yang Dimuat pada Artikel KOMPAS.com dengan judul yang sama ‘Mengenal Vaksin Merah Putih, Booster Vaksin Covid 19 untuk Tahun 2022’ Dari Sejumlah Institusi terdapat dua Pengembang yang telah Masuk skala Industri, Yaitu Lembaga Eijkman bersama PT. Bio Farma dan unair Bersama PT. Biotis Pharmaceutical. Saat ini, Vaksin Merah Putih masih dalam Proses uji Praklinik. Yang dirangkum dalam beberapa fakta antara lain :

A.    Dikembangkan Dengan 3 Metode Platform yang Berbeda

Ada 3 metode Platform yang telah dicoba yakni Inacative Virus, Viral Vector, dan Platform Peptide. Ketiga Platform itu memang masih berlanjut, Namun Vaksin dengan Platform inactive Virus alias Virus yang dilemahkan telah selesai Lebih awal.

B.     Tangkal Varian Delta dengan Baik

Vaksin Merah Putih buatan Unair ini Mulai di uji Coba kan Terhadap Varian Delta dan Buktinya Melalui WGS. Dari Hasil Monitoring, Calon Vaksin Merah Putih mampu menetralisi Varian Covid dengan Baik.

C.     Sudah dalam Proses Uji Pra klinik

Ketua peneliti Vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga (Unair) Fedik Abdul Rantam mengungkapkan hasil uji praklinik Vaksin Merah Putih dengan basis platform inactivated virus. Fedik mengatakan, hasil uji praklinik fase satu berjalan baik dengan respons imun dari vaksin sangat menjanjikan.

D.    Dikawal BPOM

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan siap membantu pengembangan vaksin Merah Putih dan melakukan pengawalan terhadap regulasi agar sesuai standar internasional dikaitkan dengan aspek keamanan, mutu, dan khasiat.

Penyerahan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada PT Biotis merupakan salah satu bentuk dukungan BPOM agar proses pengembangan vaksin tipe inactivated virus tersebut dapat segera diselesaikan.

E.     Diproduksi Tahun 2022 Sebagai booster Vaksin Covid 19

Apabila uji klinik vaksin Merah Putih berjalan dengan baik sesuai standar internasional, izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dapat diberikan pada 2022.

Nah dari Fakta diatas Sudah Terbukti Bahwa Vaksin Merah Putih Ini Cukup Aman Selain dari Segi Bahan/Media yang digunakan. Vaksin Merahputih ini Diperkirakan Bisa Menangkal Varian Baru Dari Covid19 yakni Varian Delta. Selain itu dari Perspektif saya Terkait Fakta-Fakta Tersebut, Vaksin Merahputih Ini bisa Dibilang Cukup Aman ditambah Lagi BPOM Sudah siap Mengawal Vaksin Merah Putih Ini.

 

Dari Pemaparan Data yang diambil dari beberapa Artikel Resmi, Vaksin Merah Putih ini Memiliki Perkembangan dan Kendala yang cukup Kompleks. Karena Dari Segi Penelitian Dinilai lancer bahkan Sampai dikawal Oleh Pihak BPOM, Tetapi dari Segi Kendala Uji Coba Vaksin Merah Putih kekurangan Relawan Yang Belum sama Sekali Divaksin, Ini yang Membuat Bingung Para Peneliti terkait Mengaplikasi/Mengujicobakan Vaksin Merah Putih Ini. Walaupun Demikian Berdasarkan Artikel yang Dimuat dan Data Yang Resmi tadi, Kemungkinan  Vaksin Merah Putih Ini Siap Diedarkan pada 2022 Nanti.

Sekian Dari Opini saya Terima Kasih.

 

 

Sumber :

·         https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/20/063000165/mengenal-vaksin-merah-putih-booster-vaksin-covid-19-untuk-tahun-2022?page=all.

·         https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5694231/tantangan-vaksin-merah-putih-relawan-uji-yang-belum-divaksin-makin-sedikit

·         https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210823173640-37-270570/apa-kabar-riset-vaksin-merah-putih

·         https://m-merdeka-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.merdeka.com/amp/peristiwa/data-terkini-kasus-positif-covid-19-di-indonesia-27-agustus-2021.html?

 

 

 

 

 

 

Berwirausaha dan Nasib UMKM di Tengah Pandemi

 

Nama : Fathur Rahman Firdausi

Garuda/Ksatria : 08/06

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Tidak Terasa Pandemi Covid-19 Ini sudah Mencapai 1,5 tahun. Seakan-akan Masyarakat sudah Bersahabat Erat Dengan Virus Corona, Tak Terkecuali Pedagang-Pedagan Kecil, Pelaku UMKM, Pelaku Usaha Pariwisata, Pelaku Usaha Travel, Biro Perjalanan, Pelaku Usaha FNB, dan lain Sebagainya. Apa Lagi Dimasa-masa Pandemi Seperti Ini yang Paling kena Imbas Adalah Orang2/Pelaku Usaha yang saya sebutkan tadi. Ditambah Pemerintah Menerapkan Kebijakan-Kebijakan yang Berusaha Menekan Covid-19 Namun Sekaligus Menjadi Boomerang Bagi Masyarakatnya Sendiri. Sebut saja Yang lagi Booming saat ini adalah PPKM, Membuat Masyarakat Kecil Menengah sangat Susah untuk Mencari Nafkah. Bahkan Data yang Berhasil Dihimpun Melalui KOMPASPEDIA, Potret Ekonomi tahun 2020 adalah :

·         Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II: Minus 5,32 , Kuartal III Minus 3,49 % (Resesi)

·         Survei Kegiatan Usaha (SKDU) : Minus, ada Perbaikan akhir Tahun

·         PMI Manufaktur di Level ekspansi (51,3)

·         Retail Sales Index : Belum Pulih (November menurun Dibanding Oktober)

·         Indeks Keyakinan Konsumen : Mendekati optimis Pada akhir Tahun (96,5)

·         Defisit APBN 2020 naik Menjadi 6,34 % PDB

Dari Data yang Berhasil Dihimpun diatas yang terhitung Sejak Rabu, 27 Januari 2021. Kali ini Saya akan Beropini Terkait Poin 2 Dari Penjalasan/Pemaparan Diatas Terkait Survei Kegiatan Usaha, Kegiatan Usaha Di Masa Pandemi Seperti Cenderung Stagnan/Tetap Bahkan Bisa Terbilang Minus alasannya Mudah Karena Sebagai Pelaku Usaha kita Membutuhkan Supply and Demand/ Penawaran dan Permintaan atau Gampangnya Interaksi Penjual dan Pembeli. Karena Efek dari Pandemi ini Maka Kurva Permintaan Menurun Maka Secara Otomatis Kurva Penawaran akan Naik. Ditambah Lagi banyak Buruh Pabrik/Karyawan Yang di PHK atau Bahasa Sopannya Di Rumahkan. Maka Otomatis Indeks Pelaku Usaha Akan Mengalami Stagnan atau bahkan Penurunan.

Namun, Selain Pemaparan dari Data yang ada Diatas Peran saya Sebagai Mahasiswa adalah Turut andil Dan Berkontribusi Terhadap Perekonomian Indonesia Di Masa Pandemi Seperti Ini. Seperti Yang dikutip dari Media yang Bernama BERITASATU Berjudul “Sandiaga : Komunitas Wirausaha Jadi Penyelamat UMKM Selama Pandemi” yang disampaikan Langsung Oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang Dari Pemaparan Tersebut UMKM Yang digawangi Anak Muda Mengalami Kesulitan untuk Sekedar Bertahan yang Dimana Komunitas UMKM Ini Saling Membantu atau Istilahnya Teman Bantu Teman, Dimana Anggotanya dengan Cara membuka Pemesanan atau Open Order Secara Online. Dari Perspektif atau Sudut Pandang Saya Sebagai Mahasiswa, Kegiatan Ini Cukup Efektif Dilakukan karena dengan Istilah ‘Teman Bantu Teman’ akan Memiliki Dampak yang Positif Bagi Perputaran Roda Perekonomian Indonesia. Selain Itu dengan Adanya UMKM Ini Potensi SDM Atau Sumber daya Manusia ini Akan Semakin Berkualitas Kedepannya. Selain Dari Anak Muda yang Melakukan UMKM, Melalui Artikel yang Dilansir Melalui detiknews, Yang Berjudul ‘disdik Jabar Dorong Pelajar Jadi Wirausah dimasa Pandemi Covid 19’. Dari Kutipan Yang Berhasil dimuat, Disdik atau Dinas Pendidikan Jawa Barat Mendorong Siswa SMA/SMK Untuk Mampu Menjadi wirausaha yang sekaligus Menjadi Program ‘Sekolah Juara’, Melalui Program Tersebut diharapkan Para Pemuda  menjadi Seorang Pengusaha Sukses dan Mampu Mencetak Produk-Produk hasil Karya dari Pemikirannya Sendiri. Dari Sudut Pandang Saya Kegiatan Ini Sangat Bermanfaat Bahkan Bisa dikatakan 90 Persen Memiliki Segi Positif Selain Dari yang biasa dikatan Menambah Uang Jajan, Dorongan Berwirausaha Ini Bisa Menambah Wawasan Serta Mengasah Skill yang Mereka Punya. Dari yang Biasa Hobi Memasak, Lalu Mencoba Berwirausaha dengan Bermedia Online, Melakukan Pengiklanan atau Pemasaran dari Teman ke Teman. Dan Melakukan Pemesanan Secara Online Dengan Cara Takeaway, dsb. Serta Berwirausaha Ini Bisa Menambah Ilmu Secara Langsung Yang Biasa tidak Pernah Ditemukan Di Sekolah. Toh juga Dimasa Pandemi Ini Siswa 80-90 Persen Kegiatan Akademik nya Dilakukan di Rumah Dengan Media Online atau Daring. Dari 2 Pemaparan Diatas Sebagian Yang Turut Andil Dalam Berwirausaha Adalah Adalah Anak Muda dan Pelajar yang Rentan Usianya Mungkin 16-28 tahun. Maka dari Itu Peran Mahasiswa Adalah Menjadi Penyeimbang, Media, dan Mungkin Menfasilitasi. Maksud Dari Menfasilitasi Ini Bukan Dari Segi Materi Melainkan Dari Segi Pembekalan Materi dengan Cara Mengadakan Webinar-Webinar/Seminar-Seminar Online, Mengadakan Perlombaan Bertemakan Simulasi Berbisnis dan Berwirausaha Atau Bisa Terjun Langsung Ke Lapangan Untuk Bisa Menjadi Contoh Kongkrit atau Nyata Bagaimana Cara Berwirausaha dengan Bekal Ilmu Dan Pengalaman Dari Dunia Perkuliahan. Nah Dari Segi Peran Sudah dijabarkan, Lantas Bagaimana Perspektif atau sudut Pandang Mahasiswa dari Pemaparan 2 artikel Ketika digabungkan. Mudah Saja Kegiatan Ini Memiliki Segi Positif yang Sangat Baik. Intinya Dari Berwirausaha Ini Kita Tidak Menyulitkan Orang Lain, Orang Tua, Masyarakat, dsb. Banyak Juga Yang Mengatakan dan Bertanya Seputar Berwirausaha Ini Seperti “Kan, Berwirausaha Butuh Modal,Uang,Dsb”. Memang Kegiatan Berwirausaha Ini Membutuhkan Uang atau Modal Tapi Pengalaman Yang didapat Jauh Lebih Mahal dan Berharga daripada Uang, Sekalipun Itu Gagal. Dari Pemaparan Data Diatas Pelaku Usaha Rata-Rata adalah Dari Golongan Muda, Lantas Bagaimana Nasib Pelaku Usaha Yang Tergolong Cukup Lama Yang Memiliki Pengalaman Yang Berkecimpung di Dunia Usaha. Dilansir Dari CNN.Indonesia Dengan Judul ‘1001 Cara Pengusaha Warteg Bertahan Ditengah Pandemi ‘ Sebut Saja Rojikin Pengusaha Warteg Yang Rela Menutup 5 Warteg Milik yang Tersebar Di Wilayah Jabodetabek, Dari Data yang Berhasil Dihimpun Rojikin Memiliki 14 Warteg yang Tersebar di Wilayah Jabodetabek. Ke lima Warung Yang Tutup Tersebut Diakibatkan Karena Dampak Pandemi COVID 19, Namun Kini Masih Tersisa Sembilan Wartegnya yang Masih Beroperasi. Dari Perspektif Mahasiswa Terkait Lima Warteg yang Harus Tutup itu sangat disayangkan, Bukan Karena kita Yang Hobi Makan Di Warteg. Melainkan Ditinjau Dari Segi Sosial-Ekonomi, Yakni Jika Salah satu Cabang Warteg itu Harus Tutup Maka Angka Pengangguran Di Indonesia Akan Bertambah Sekalipun Itu 0,0000000001 %, Dan Juga Dari Segi ekonomi, Maka Pendapatan Masyarakat Menengah Kebawah Akan Berkurang Atau Mungkin tidak Memperoleh Pendapatan. Nah Dari Segi Peran Mahasiswa, Mahasiswa bisa Turut Andil Dalam Mensosialisasikan Terkait Bagaimana Cara Melihat Pangsa Pasar di Bidang Makanan Berat agar Bisa Survive Ditengah Pandemi yang Cukup Bersahabat di Kalangan Masyarakat Ini.

Kesimpulan Dari Pemaparan Diatas Ini Adalah Memang Pandemi Ini cukup atau Sangat Merugikan Bagi Banyak Orang Terutama Bagi Pelaku UMKM Menengah. Namun dari Berbagai Permasalahan Yang diuraikan Diatas dapat Ditarik Kesimpulan Bahwa Sebenarnya Indonesia Memiliki Potensi Pandemic Recovery atau Potensi Pemulihan Pandemi. Yakni SDM atau sumber Daya Manusia yang bisa Cukup dibilang Mumpuni Untuk Bertahan Hidup di Masa Pandemi.

 

Sekian Terima Kasih.

 

Sumber :

·         https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210802171300-92-675402/1001-cara-pengusaha-warteg-bertahan-di-tengah-pandemi

·         https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5256220/disdik-jabar-dorong-pelajar-jadi-wirausaha-di-masa-pandemi-covid-19

·         https://www-beritasatu-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.beritasatu.com/amp/ekonomi/812619/sandiaga-komunitas-wirausaha-jadi-penyelamat-umkm-selama-pandemi?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=163015748906

·         https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/ekonomi-indonesia-pada-masa-pandemi-covid-19-potret-dan-strategi-pemulihan-2020-2021